KASUS
Identitas pasienNama : N
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
A. Alloanamnesis (diberikan oleh Ibu kandung)
Seorang anak perempuan berumur 7 bulan dirawat di Bangsal Anak sejak tanggal 10 Oktober 2012 dengan :
Keluhan Utama :
Batuk berdahak sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk berdahak,frekuensi,bunyi batuk, spasmodik,kapan sejak 4 hari sebelum rumah sakit.
Sesak nafas,kapan,makin siang makin sesak,nagis tambah sesak, sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Muntah,kapan,berapa kali,isi muntahan, setelah muntah batuk ada saat 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Demam tidak ada
BAK jumlah dan warna biasa
BAB warna dan konsistensi normal
Sebelum dibawa ke RSUD, anak sudah dibawa berobat ke bidan dan mendapat oralit serta obat sirup.Kerena tidak mengalami perubahan Anak dibawa ke RSUP.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
Riwayat Kehamilan :
• Selama hamil Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat, DM, Hipertensi maupun infeksi.
• Pemeriksaan kehamilan teratur ke Dokter, Imunisasi TT tidak ada.
• Kuantitas dan kwalitas makanan selama hamil cukup.
• Tidak ada riwayat minum obat/ jamu, penyinaran, merokok atau minuman beralkohol
• Lama hamil cukup bulan.
Riwayat Kelahiran :
Anak ke-1, lahir spontan ditolong oleh klinik, cukup bulan, saat lahir langsung menangis kuat, berat badan lahir 3200 gram, panjang badan 51 cm.
Riwayat Makanan dan Minuman :
Bayi
ASI : 1,5 bulan sampai sekarang
Susu Formula : 0 bulan sampai sekarang
Buah/ biskuit : 4 bulan-sekarang
Bubur susu : -
Nasi Tim : -
KESAN makanan dan minuman : kuantitas baik, kualitas baik.
Riwayat Imunisasi :
• BCG : 1 bulan (scar +) DPT : 2, 3,4 bulan
• Polio : 2,3, 4 bulan Hepatitis : 2, 3,4 bulan
• Campak : -
KESAN : Imunisasi Dasar belum lengkap.
Riwayat Sosial Ekonomi :
- Anak ke-1
- Ayah : Pendidikan D3, wiraswasta
- Ibu: Pendidikan S1, PNS.
- Penghasilan dalam keluarga Rp. 3.000.000 / bulan
Riwayat Perumahan dan Lingkungan :
Tinggal di rumah Permanen, sumber air minum dari PDAM, pekarangan ada dan sempit, buang air besar di dalam rumah, sampah dibuang di TPA.
KESAN : higiene dan sanitasi baik.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan fisik Perkembangan mental
Gigi pertama : 6 bulan Isap jempol : tidak ada
Tertawa : 3 bulan Gigit kuku : tidak ada
Miring : 2 bulan Ngompol : ada
Tengkurap : 2 bulan Aktif sekali : tidak ada
Duduk : 7 bulan Apati : tidak ada
Merangkak : - Membangkang : tidak ada
Berdiri : - Ketakutan : tidak ada
KESAN : Pertumbuhan fisik dan perkembangan mental normal
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : CMC
Kulit : tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis
Tekanan Darah : 100/60 mmhg
Frekuensi Nadi : 112 x/menit
Frekuensi Nafas : 36 x/menit
Suhu : 37oC
Berat Badan : 6,6 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Status Gizi :(Menurut P-50 standar NCHS)
- BB/U : 84%
- TB/U : 97%
- BB/TB: 90%
KESAN : Status gizi
Kulit teraba hangat, turgor kembali cepat
Kepala bentuk bulat simetris, rambut hitam tak mudah dicabut, lingkaran kepala 44 cm (Normal menurut standar Nellhauss).
UUB datar
Mata Tidak Cekung, konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik, pupil isokor 2mm/2mm, Refleks cahaya positif/positif
Telinga Tidak ada kelainan
Hidung Tidak ada kelainan.
Mulut Mukosa mulut dan bibir basah, palatum tidak terbelah
Tonsil T1 – T1 , tidak hiperemis
Faring Tidak hiperemis
Leher Kaku kuduk (-), KGB tak membesar, JVP sukar dinilai
Dada :
Paru
Inspeksi : normochest, simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : bronkovesikuler, ronki ada, wheezing ada
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : tidak membuncit, distensi tidak ada
Palpasi : Turgor kembali cepat, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus positif normal
Punggung : tidak ada kelainan
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Anus : colok dubur tidak dilakukan.
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, RF positif/positif, RP negatif/negative
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
- Hb : 11gr %
- leukosit : 7.000 /mm3
- trombosit : 466.000/mm3
- LED : 15 mm/jam
Hitung darah tepi :
- limfosit :
Kesan : pemeriksaan dalam batas normal
D. Diagnosis Kerja
1. Bronkiolitis
Diagnosa Banding :
1. Asma
2. Bronkopneumonia
3. Tuberkulosis
4. Pneumonia Aspirasi--- tnyakan riwayat tersedak
E. TERAPI
1. Oksigen 1L/menit
F. ANJURAN
- Pemeriksaan Rontgen thorak
- Pemeriksaan Mantouk test
BAB I
A. Pengertian
Bronkiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai edema membran mukosa yang melapisi dinding bronkioli, ditambah infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002).
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2000).
Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obtruksi bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan (Ngastiyah, 1997)
Dari ketiga pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh obtruksi infla.masi saluran nafas kecil (Bronkiolus), Sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun.
B. Epidemiologi
Bronkiolitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV) 50% sampai 90%. Penyebab lain adalah parainfluenza virus, mikroplasma, adenovirus dan beberapa virus lain (Mansjoer, 2000).
C. Patofisiologi
Bronkiolitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan virus, parainfluenza, dan bakteri. Bronkiolitis akut ditandai obstruksi bronkiole yang disebabkan oleh edema, penimbunan lendir serta debris- jebris seluler. Karena tahanan terhadap aliran udara di dalam tabung berbanding terrbalik dengan pangkat tiga dari tabung tersebut,maka penebalan kecil yang pada dinding brokiolus pada bayi akan mengakibatkan pengaruh besar atas aliran udara. Tekanan udara pada lintasan udara kecil akan meningkat baik selama fase inspirasi maupun selama fase ekspirasi, karena jari-jari suatu saluran nafas mengecil selama ekspirasi, maka obstruksi pernafasan akan mengakibatkan terrperangkapnya
udara serta pengisian udara yang berlebihan.
Proses patologis yang terjadi akan mengganggu pertukaran gas normal di dalam paru-paru. Ventilasi yang semakin menurun pada alveolus akan mengakibatkan terjadinya hipoksemia dini. Retensi karbon dioksida (hiperkapnia) biasanya tidak terjadi kecuali pada penderita yang terserang hebat. Pada umumnya semakin tinggi pernafasan, maka semakin rendah tekanan oksigen arteri. Hiperkapnia biasanya tidak dijumpai hingga kecepatan
pernafasan melebihi 60 x / menit yang kemudian meningkat sesuai dengan takipne yang terjadi, (Behrman, 1994).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas, disertai dengan batuk pilek beberapa hari, biasanya disertai kenaikan suhu atau hanya subfebris. Anak mulai menderita sesak nafas. makin lama makin berat, pernafasan dangkal dan cepat, disertai serangan batuk. Terlihat juga pernafasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan suprasternal, anak menjadi gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium memenjang disertai dengan mengi (Wheezing).
Ronchi nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akhir ekpirasiatau permulaan ekpirasi. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan tidak terdengar karena kemungk:inan obtruksi hampir total. Foto rontgen menunjukkan paru-paru dalam keadaan hipererasi dan diameter anteroposterior membesar pada foto lateral. Pada sepertiga pasien ditemukan bercak di sebabkan atelektasis atau radang.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal.
Bila menjumpai pasien atau bayi anak di bawah umur 2 tahun yang menunjukkan gejala pasien asma, harus hati-hati karena dapat terjadi pada pasien dengan bronkiolitis akut. Bedanya, pasien asma akan memberikan respon terhadap bronkodilator, sedangkan pasien brokiolitis akut tidak (Ngastiyah, 2000).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk bronkiolitis adalah :
1. Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear atau
dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
2. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal.
3. Pemeriksaan radiologis : Foto dada anterior posterior, hiperinflasi paru pada foto lateral, diameter anteroposterior membesar dan terlihat bercak konsolidasi ,yang tersebar.
4. Analisa gas darah : Hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis metabolik, atau respiratorik ( Raharjoe, 1994).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Oksigen 1 – 2 L / menit
2. IVFD dextrose 10 %; Na Cl 0,9 % = 3 : 1 + KCl 10 mq / 500 ml cairan
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feading drip.
4. Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis
untuk memperbaiki transpor mukosilier.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
a. Untuk kasus bronkiolitis community base :
1) Ampicillin 100 mg / Kg BB / hari dalam 4 hari pemberian.
2) Chloramfenikol 75 mg / Kg BB / hari dalam 4 kali pemberian
b. Untuk kasus bronkiolitis hospital base :
1) Cefotaxim 100 mg / Kg BB / hari dalam 2 hari pemberian.
2) Amikasin 10 - 15 mg / Kg BB / hari dalam 2 kali pemberian
G. Fokus Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terjadinya obstruksi, inflamasi,
peningkatan sekresi dan nyeri (Wong, 2003)
Tujuan : - Memelihara jalan nafas yang baik
- Pengeluaran sekret secara adekuat
Intervensi :
a. Berikan posisi yang sesuai untuk memperlancar pengeluaran sekret
b. Lakukan cuction pada saluran nafas bila diperlukan
c. Posisikan badan terlentang dengan kepala agak terangkat 30°
d. Bantu anak mengeluarkan sputum
e. Lakukan fisioterapi dada
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik
2. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas, prosedur yang belum dikenal dan lingkungan yang tidak nyaman (Wong, 2003).
Tujuan : Cemas berkurang sampai dengan hilang
Intervensi :
a. Jelaskan prosedur tindakan yang belum dipahami oleh orang tua dan anak
b. Berikan suasana dan lingkungan yang tenang
c. Berikan terapi bermain sesuai umur
d. Berikan aktivitas sesuai kemampuan dan kondisi klien
e. Hindari tindakan yang membuat anak tambah cemas
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asupan O2 yang tidak adekuat
Tujuan : - Frekuensi pernafasan efektif
- Adanya perbaikan pertukaran gas pada paru
Intervensi :
a. Kaji pola dan status nafas
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Beri lingkungan yang aman dan nyaman
d. Diskusikan adanya penyebab
e. Ajarkan tehnik nafas dalam
4. Hipertermi berhubungan dengan peradangan bronkiolus
Tujuan : Gangguan pengaturan suhu tubuh tidak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab
b. Pantau tanda-tanda vital
c. Pantau adanya takikardi, takipnea
d. Pertahankan cairan parenteral sesuai indikasi
e. Kolaborasi pemberian antipireti
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : - Tidak terjadi kesalahpahaman
- Keluarga mengerti penyakit pada anaknya.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman keluarga.
b. Jelaskan setiap melakukan prosedur tindakan.
c. Lakukan hubungan saling percaya.
d. Beri penyuluhan keluarga tentang penyakit anaknya.
e. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
f. Minta pada keluarga untuk mengulang kembali penjelasan perawat.
g. Beri reinforcement positif.
Posting Komentar