Rabu, 18 Desember 2013

Kejam atau sebuah karunia?

Habis bertukar cerita dengan teman seumuran yang menderita diabetes melitus tipe II. sewaktu periksa gula darah puasa hasilnya 116. Dan gula darah postprandialnya 209. gejala klasik dm pun ada padanya. Dari gejala polifagia,pilidipsi dan poliuri. Dia mengeluhkan selalu buang air kecil tiap malam. Sampai menganggu tidurnya. Selama ini dia harus menakarkan makanannya. Setiap pagi selalu mengukur porsi makannya. Dari nasi,sambal sampai sayuran. Setiap istirahat siang di puskesmas, dia tidak pernah makan di tempat lain,dia selalu mengeluarkan bekalnya. Setiap pagi sarapannya hanya roti. Entahlah, kalo pikir-pikir rasanya hidup ini terlalu kejam. Bila mendapatkan penyakit dm itu di usia semuda ini. Memang tidak selalu pada orang tua dan lansia saja penyakit ini. Tetapi...bila dipikir lagi..disaat seumurannya bebas dengan makanannya..bebas tanpa pelu khawatir dengan gula darahnya..rasanya hidup ini menjadi kejam untuk seseorang yang mengalami diabetes melitus diusia dini. Disaat orang lain bebas makan makanan manis yang berlebihan dan tidak menderita DM. Mungkin lebih berat lagi pada penderita diabetes melitus tipe 1. Mereka harus menyuntikkan insulin ke perut atau jaringan subkutan. Dan selalu menakarkan makanannya. Pernah suatu ketika diberi tanggung jawab menjaga HCU INTERNE, saya mendapatkan pasien dengan DM TIPE I. seorang laki - laki,usia 19 tahun. Pasien sudah dikenal menderita penyakit ini. Makanannya selalu ditakar. Pasien sudah 2kali keluar masuk HCU INTERNE karena ketoasidosisnya. Saat saya jaga disana dia masuk lagi dengan keluhan penurunan kesadaran. Benda keton positif. Sesak nafas..saat ditanya ke keluarga pasien belakangan ini pasien sibuk dengan aktivitas kuliahnya. Sehingga lupa makan nasi dan lupa makan obat. Akibatnya gula darah pasien sangat tinggi 408. Bayangkan kita yang masa mudanya tidak pernah memikirkan diet, gula darah dan tidak pusing untuk menyuntikkan obat. Sedangkan dia..yang masa mudanya habis dengan menjaga pola hidup yang sehat. Sungguh. Kita harus banyak bersyukur. Karunia Allah sangat banyak yang selama ini tidak pernah kita syukuri. Bayangkan nikmat Allah selama ini dicabut.dan kita hanya menjalani hari - hari dengan penuh kesulitan dan kegelapan. Bersyukurlah saudaku.. mulai sekarang mari menjaga pola hidup sehat. Makannya harus dijaga. Jangan sampai melakukan tindakan yang merupakan faktor predisposisi diabetes melitus. Kita pasti bisa. Bagi yang sudah terkena diabetes melitus maka jangan berkecil hati..bersemangatlah..toh takdir Allah selalu pasti ad misteri dibaliknya. Pasti ada kado terindah dibaliknya.. semangaat ^^