Senin, 23 April 2012

PH itu..

"eh, dirimu ngisi di peha ya!" "lho kalian??" "kami dikulit hehehe" "huaaa"
nggak tau mau bereaksi apa lagi saat dinobatkan mejadi dokter muda peha karena merasa belum berkompeten. tapi alhamdulillah pernah berinteraksi dengan masyarakat melalui baksos. awalnya agak mengejutkan apalagi disemangati oleh teman2 yng sblmnya dapat di siklus ini "peha ya?ehem,se,hihi semangat ya!" katanya sambil ngeloyor pergi aku pun ditinggal melongo ke arahnya.
Agak bercampur aduk ni hati waktu dapat siklus koas pertama di peha, apalagi ada seorang dosen yang berkata"yah..gimana ya, kamu kan belum ketemu pasien, belum masuk rumah sakit, ragu saya" huaah.
yah,namanya aja nasib, semoga dengan diawali siklus yang kata orang santai ini semoga nanti ke depannya bisa jadi lebih baik bukan jadi malas. Ibarat mengendarai mobil, pasti dimulai dengan pengenalan gas, rem dan koplingnya lalu dijalankan pelan-pelan dan hingga melaju dengan kecepatan yang aman. Begitu juga dengan koas, gak selamanya diawali dengan siklus "santai" nanti selanjutnya bakalan santai. gak bakalan!saya akan buktikan sendiri. ('0')9
baiklah, mari awali siklus pertama ini dengan ucapan bismillahirrahmanirrahhiim. semoga Allah selalu beri kelancaran,ilmunya barokah, dipermudah selalu dan cepat selesainya. aamiin

Mandi Wajib Tanpa Sabun, Sah kah?


Segala puji hanyalah milik Allah.
Yang menjadi kewajiban ketika seseorang mandi dari hadats besar adalah mengguyurkan air kesuluruh tubuhnya. Tidak diharuskan baginya menggunakan sabun ataupun alat pembersih lainnya. Karena semua sahabat yang menceritakan tata cara mandi janabah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidak ada satupun dari mereka yang menyebutkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wasallam mandi janabah dengan daun bidara, sabun ataupun pembersih lainnya. Akan tetapi beliau shallallahu’alaihi wasallam menyukupkan diri dengan mengguyurkan air keseluruh badan (termasuk rambut kepala-pen). Diantara riwayat yang menyebutkan hal tersebut adalah hadits yang datang dari Aisyahradhiallahu’anha, “Jika Nabi shallallahu’alaihi wasallam mandi janabah… kemudian menuangkan air diatas kepalanya tiga cidukan dengan tangan kemudian mengguyurkannya keseluruh tubuh.”(HR. Bukhari 240)
Dari Ummu Salamah radhiallahu’anha berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita yang menggelung rambut, apakah aku harus menguraikannya ketika mandi junub?” Beliau menjawab, ‘Tidak, cukup bagimu menuangkan air diatas kepalamu tiga kali kemudian engkau mengguyurkan air ke badanmu, kemudian engkau bersuci.’”(HR. Muslim 497)
Ulama Al-Lajnah Ad-Daimah (lembaga fatwa Saudi Arabia-pen)pernah ditanya (5/315),
Apakah mandi janabah harus menggunakan sabun, kenapa?
Mereka (para ulama)menjawab,
“Seseorang diwajibkan mandi ketika junub dengan air dan tidak diwajibkan baginya menggunakan pembersih seperti sabun dan yang sejenis. Demikianlah yang ditunjukkan oleh sunnah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Akan tetapi jika ingin menggunakannya, tidaklah mengapa.” Demikian wallahu a’lam bishawab

Sabtu, 21 April 2012

Bukan Baksos Biasa

      Waktu masih jadi anak tahun pertama di FK, masih mikir2 apa sih baksos itu?masa' sih kakak2 ni pada mau jualan bakso ke luar padang?segitunya sih heboh ni baksos emang ngapain sih?.setelah masuk BSMI baru deh agak "ngeh" dengan istilah itu. hm, ternyata baksos itu adalah BAKTI SOSIAL.
       Baksos itu berbagi kasih dengan yang membutuhkan. alhamdulillah, semenjak bergabung di BSMI, aku semakin mengerti dan berani untuk berinteraksi dengan pasien. waktu pertama ikut baksos BSMI itu waktu tahun ketiga di kampus dan masih bingung karena gak ikut tentiren baksos dan obat dikarenakan ujian EKG.
       nah, datanglah aku dengan wajah polos dan tak tahu apa2 dan malu2 tapi amit2 itu ke sekre bsmi. "tok tok asslmu'alaikum bang, boleh masuk" "o ya silahkan masuk". dengan santainya masuk dan duduk di depan tv. gak nyadar padahal ruangan untuk akhwatnya ada dan sudah disediakan, tapi aku dengan santainya tetap 'keukeuh' duduk di depan tv dan memperhatikan dengan seksama. setelah itu, silih berganti datang relawan selanjutnya, kak adik, eca dan cici. aku pun diingatkan dengan kakak tersebut kalau ruangan khusus akhwat itu ada. begitulah aku, tetap santai dengan apa yang terjadi di sekitar.
         Lalu jam 08.00 kami pun berangkat ke lokasi acara. kalau gak salah kerjasama ama Rumah Zakat. itu daerah baksosnya di lolong belakang makam pahlawan. kondisi masyarakat sungguh memprihatinkan. setelah berbagi cerita dengan masyarakat sekitar ternyata mereka kebanyakan penghasilan dari melaut dan mencari ikan. pendapatan hanya cukup untuk makan, dan terkadang tidak cukup untuk makan 1 hari. memang bagus sekali lokasi baksosnya.
ala-alat pun diturunkan, obat2 juga diturunkan, mulai merapikan meja dan disusun rapi sesuai alur registrasi-obat. waktu itu seorang teman aku berkata "eh,di tensi aja ya!sekaligus anamnesis" keringat dingin pun bercucuran tangan mulai dingin aku pun berteriak "gak deh, aku registrasi aja!" dia pun dengan wajah melongo sekaligus mengiyakan perkataan ku tadi. -_____-"
          Rasanya posisi sebagai "resepsionis" saat itu sangat melegakan aku yang ketakutan harus melakukan apa dan berkata apa, namanya aja baru pertama wajar dong.
dengan ligat aku mencatat semua peserta dan memberikan kertas yang berisikan nama,umur,alamat, tensi dan juga sebagai kertas resep. aku pun berkata "mak, beko tunggu namo dipanggia yo" "adih nak" ibuk2 itu pun duduk ke kursi tunggu. aku yang sudah lowong dan mumpung tidak ada kegiatan, berpatroli di sekeliling ruangan. mulai dari meja tensi, dokter dan obat. waktu itu dokter yang hadir ada bg taufik,bg bubuy dan bg mukri, beliau mengisi meja dokter. Lalu selanjutnya ke meja obat yang telah disusun rapi oleh bg budi(aduhlupanamanya) sayang beliau2 sudah pergi untuk melanjutkan sekolah (merasakehilangansosokayah). sip, setelah sempat melongo dengan obat yang sangat banyak dan gak ngerti sama sekali dan takjub dengan cekatannya beliau dalam mengambil obat(malahsambilnyanyilho) aku pun melangkah ke meja registrasi dan sedikit cekikan dengan eca yang heboh dengan daftar pasien yang harus di teriakkan untuk lanjut ke meja dokter.
            tiba-tiba seorang teman ku yang waktu awal tadi nyuruh di tensi datang ke meja resepsionis dengan wajah penuh peluh dan kemerahan,"buk, gantian ya, gak kuat saya""m..a..ammm..gak bisa saya, yang lain aja"
"gak apa2, pasti bisa coba aja dulu" aku pun melihat sekeliling dan mataku terpaut dengan seorang dokter yang menatap tajam ke arah ku seakan-akan berkata "hello..hari gini masih mikir2 dulu buat ngukur tensi" "oke aku bisa" dia pun terseyum dan menggantikan ku di meja resepsionis. aku berjalan ke meja tensi dengan langkah yang kaku dan mencoba berfikir ulang apa yang harus aku lakukan. pasien pertama datang seorang nenek berusia sekitar 60 tahun tersenyum kepadaku dan mengulurkan tanganya ke arahku . aku pun memakaikan maset tensi ke lengannya tanpa inform consent dlu,haha
aku mengukur tensi dan mendengarkan dengan seksama berapa tensi beliau. alhamdulillah tensinya normal, sip, lanjut ke anamnesis, "apo nan taraso mak" dengan 1 kata ini, beliau pun mulai bercerita panjang lebar, aku pun mencatat keluhannya yang khas di kertas tersebut. "nah mak, habis ko ka meja dokter lai yo" "ha iyo makasi yo nak, kecek ambo anak nan dokter tadi" jejenggg berasa runtuh dunia.
            aku pun mulai mengatur ritme yang sesuai dengan beberapa pasien selanjutnya agar sesuai dengan keterangan yang nanti akan dibaca oleh dokter.
           dan akhirnya pada jam 11.00 acara pun selesai. ditutup dengan foto bersama panitia.
memang yang pertama itu selalu berkesan. semoga selalu bisa berbagi dengan sesama baik di BSMI maupun nanti kalau diberi amanah sebagai dokter PTT, dimanapun aku berada nanti, aamiin